Menjadi cantik merupakan dambaan setiap wanita. Tak dapat dipungkiri, dari berbagai komponen wajah, hidung merupakan salah satu komponen yang menentukan seseorang tampak menarik atau sebaliknya. Hidung mancung diyakini membuat penampilan lebih menarik. Pada umumnya hidung bangsa asia terlihat agak lebar dan kurang mancung, oleh karena itu berbagai teknik pemancungan hidung pun sangat popular di Asia.
Dulu perbaikan bentuk hidung (rhinoplasty) identik dengan prosedur operasi kosmetik yang membutuhkan waktu pemulihan yang cukup panjang dan kadang meninggalkan bekas luka. Namun seiring dengan perkembangan zaman, permintaan untuk melakukan rhinoplasty non bedah dan non invasive semakin meningkat, masyarakat mebutuhkan prosedur yang memberikan hasil nyata dengan efek samping yang minimal.
(baca : Menurut Riset, Demi Selfie Banyak Para Wanita Dan Pria Pilih Melakukan Operasi Plastik )
Hidung yang ideal adalah hidung yang proporsional dengan bentuk wajah seseorang, bukan hanya sekedar mancung. Ada kalanya koreksi hanya dibutuhkan pada area batang, atau sekedar mengecilkan cuping hidung. Oleh karena itu konsultasi sebelum tindakan sangat diperlukan. Karena hidung merupakan komponen sentral dari wajah, asimetri atau koreksi berlebihan pada hidung justru dapat mengganggu penampilan. Koreksi pada hidung memerlukan kehati hatian dan pemahaman terhadap struktur hidung, serta sense of art agar bentuk hidung tetap terkesan natural, tidak berlebihan dan sesuai dengan karakter wajah pasien.
Salah satu alternatif untuk memancungkan hidung tanpa bedah adalah dengan menjalani prosedur nose augmentation dengan penyuntikan filler. Filler merupakan teknik penyuntikan zat Asam Hyaluronat (HA) ke bawah lapisan kulit untuk menambah volume dan mengencangkan kulit. Asam hyaluronat sendiri sebenarnya sudah ada di dalam tubuh kita namun jumlahnya terbatas. Filler yang ideal adalah filler non permanen yang tidak menimbulkan reaksi alergi, tidak menyebabkan peradangan, dapat diserap oleh tubuh dan memberikan tampilan yang natural. Filler non permanen walaupun praktis dan tanpa sakit, tidak bertahan seumur hidup seperti bedah plastik.
Umumnya filler bertahan 6-12 bulan, karena HA yang disuntikkan akan menyatu dengan HA alami di hidung dan lama kelamaan terserap sempurna oleh tubuh.Untuk alasan kenyamanan dan keamanan pasien, saya memilih menggunakan produk dermal filler yang sudah terpercaya, terdaftar di Depkes dan telah terbukti hasilnya, yaitu Restylane.
Kelebihan rhinoplasty non bedah dengan filler adalah waktu pengerjaannya yang singkat, hanya membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit, dan minimal down time, dimana pasien dapat beraktivitas kembali seperti biasa pada hari itu juga. Prosedur ini bahkan dapat dilakukan di jam makan siang, dan pasien dapat kembali bekerja sesudahnya, karena itu tindakan ini dikenal juga dengan istilah ”Lunchtime Nose Job”. Selama proses penyuntikan, pasien juga akan berada dalam keadaan sadar dan dapat langsung memberikan masukan mengenai bentuk hidung yang diinginkan.