Kita seringkali mendengar kata Osteoporosis, suatu proses pengeroposan tulang yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Keroposnya tulang tersebut pada umumnya disebabkan oleh berkurangnya kalsium dan mineral lain di dalam tulang, seiring berjalannya proses penuaan. Yang kadang tidak kita sadari, proses berkurangnya zat-zat penting akibat penuaan terjadi juga pada kulit.
Proses penuaan pada kulit disebut Dermatoporosis, yakni hilangnya volume di lapisan kulit kedua (dermis), yang mengakibatkan tipisnya lapisan kulit dan menurunnya pertahanan / perlindungan kulit terhadap rangsangan dari luar seperti alergen, sinar ultraviolet, zat iritan dan sejenisnya. Kulit yang mengalami proses penuaan secara fisiologis disebut sebagai “aging skin”.
Proses ini ditandai oleh berkurangnya bahkan hilangnya zat penyokong kelenturan kulit. Zat yang dimaksud adalah matriks ekstraselular dan komponen hialuronat. Asam hialuronat secara alami terdapat di jaringan ikat, cairan sendi, dan kulit kita. Asam hialuronat berfungsi mengikat air dan berperan penting dalam pemeliharaan jaringan kulit seperti mempertahankan kelembaban, serta memperbaiki jaringan dan pertumbuhan sel. Seiring bertambahnya usia, jumlah asam hialuronat di tubuh akan menurun. (baca : Cara Memancungkan Hidung Tanpa Operasi) dan (Menurut Riset, Demi Selfie Banyak Para Wanita Dan Pria Pilih Melakukan Operasi Plastik)
Akibat berkurangnya zat- zat penting ini maka ikatan kolagen dan serat elastin menjadi longgar, kulit tidak dapat mempertahankan kelembabannya sehingga kulit kehilangan fungsi pertahanan mekanisnya, akibatnya kulit menjadi tipis, kering, keriput, kusam, mudah lecet, mudah alergi, mudah timbul perdarahan di bawah kulit (lebam), dan luka sulit sembuh.
Manifestasi klinis dermatoporosis lanjut bisa berupa atropi kulit (kulit jadi licin dan mudah gatal karena hilangnya lapisan mantel kulit), senile purpura (bercak perdarahan di bawah kulit dengan atau trauma ringan), gangguan penyembuhan luka di kulit dan sebagainya. Karena itulah dermatoporosis bukan hanya sekedar masalah kosmetik, tetapi cakupannya jauh lebih luas dan kompleks karena meliputi fungsi pertahanan kulit. Sama halnya dengan osteoporosis, maka dermatoporosis juga dibagi menjadi primer dan sekunder berdasarkan faktor pencetusnya.
Dermatoporosis primer paling sering kita jumpai karena berkaitan dengan pertambahan usia dan faktor genetik. Sedangkan dermatoporosis sekunder terjadi karena ada faktor eksternal seperti merokok, penggunaan alkohol berlebihan, gizi buruk, paparan sinar matahari, dan penggunaan obat kortikosteroid topikal dan sistemik dalam jangka waktu lama. Secara umum terapi dermatoporosis tentunya merupakan perawatan anti aging yang bertujuan mengembalikan keseimbangan air dalam kulit dan meningkatkan kelembaban (hidrasi) kulit. Perawatan anti aging idealnya dimulai sedini mungkin, mulai dari usia 20 tahun ke atas, sebelum muncul gejala- gejala penuaan seperti kulit kering, kusam dan keriput.
Tren mengembalikan kelembaban kulit saat ini identik dengan mengaplikasikan asam hialuronat baik secara topikal maupun injeksi. Pemberian asam hialuronat topikal dapat berupa kombinasi Hyaluronate Fragment intermediate (HAFi 50-400 kDa) dan retinoid berdasarkan rekomendasi klinisi yang berkompeten. Teknik lain adalah pemberian asam hialuronat dengan teknik injeksi, yakni menyuntikkan sejumlah kecil asam hialuronat ke dalam lapisan kulit (Skinbooster). Penyuntikan tidak hanya bisa dilakukan di wajah tetapi juga di tangan, leher, bibir, dan luka bekas jerawat. Asam hialuronat Restylane vital / vital light disuntikkan dengan injektor khusus atau dengan jarum tumpul (cannula). Keistimewaan treatment Peremajaan dengan Skinbooster dengan injector adalah selain perangsangan regenerasi kulit dengan micro skin needling dari injector khususnya, kandungan Asam Hialuronat dalam Produk Restylane Vital / Vital Light dirancang untuk mempertahankan kadar air dalam kulit sehingga mampu memberikan hidrasi pada lapisan kulit.
Dengan menyuntikkan sejumlah kecil asam hialuronat ke dalam lapisan kulit, kelembaban kulit akan meningkat, kulit lebih tahan terhadap dehidrasi (kekeringan), mampu meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi permukaan kulit yang kasar. Kulit yang tipis akan menjadi lebih tebal dengan struktur yang lebih kuat dan kencang. Hasilnya penampilan kulit jadi lebih segar, muda dan bercahaya. Kadang setelah penyuntikan dapat timbul berupa memar atau kebiruan (hematoma) setelah tindakan akibat tersenggolnya pembuluh darah oleh jarum injector. Memar ini akan hilang dengan sendirinya dalam 3-7 hari. Untuk meminimalisir terjadinya memar, kini digunakan jarum tumpul yang lentur (cannula) untuk menyuntikkan Skinbooster. Hasil yang positif dapat terlihat setelah rangkaian 3 (tiga) sesi perawatan setiap 3 minggu sekali diawal, dan dilanjutkan dengan perawatan ulang tiap 6 (enam) bulan sekali. Untuk mendapatkan hasil yang optimal tentunya treatment tersebut harus diimbangi dengan Pengaturan Pola Makan, yakni mengkonsumsi makanan dengan zat gizi yang seimbang secara teratur, terutama makanan-makanan yang mengandung Zat anti oksidan tinggi yang fungsinya mengjaga kehalusan kulit seperti wortel dan tomat, juga mengkonsumsi makanan yang terbuat dari kedelai yang kaya akan isoflavon yang membantu mempertahankan kadar kolagen dalam tubuh. Konsumsi air putih secara rutin dengan jumlah yang adekuat dan olah raga teratur juga penting untuk mencegah proses penuaan.
Juga disarankan untuk menghindari merokok, konsumsi alkohol berlebihan, polusi, stress dan paparan sinar matahari yang berlebihan. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah sedapat mungkin menghindari pengunaan kortikosteroid jangka panjang. Kini kita tak perlu khawatir menghadapi dermatoporosis, karena telah hadir Perawatan Skinbooster sebagai solusi yang tepat dan terbukti secara klinis untuk mengatasi masalah penuaan kulit.